Satu siang di aula SMAK 5, Sunday berkesempatan ngobrol sama
General Manager Lexus Indonesia, Adrian Tirtadjaja.
Hello, Kak Adrian. Lagi sibuk apa nih?
Kakak hobinya olahraga, cycling dan golf. Cyclingnya yang
uphill, bukan downhill; salah satunya di Gununng Fuji. Dua minggu lalu baru
balik dari Belanda, di sana juga nggak makan-makan atau shopping, tapi sepedaan
aja. Saat ini kakak juga aktif pelayanan di komisi musik gereja.
Kalau kesibukan di kantor, saat ini kakak mengepalai divisi
Lexus, seluruh Indonesia urusan Lexus kakak yang harus tanggung jawab.
Sudah berapa tahun
nih di industri otomotif?
10 tahun
Salah kaprah terbesar mengenai industri otomotif itu apa
menurut Kak Adrian?
Disangkanya, orang yang kerja di otomotif harus jago
mechanical. Padahal mantan bos saya nggak bisa nyetir sama sekali! Padahal dia
pimpinan Astra Motor loh. Apa yang dia punya? Kemampuan berpikir manajerial,
yang orang lain mungkin nggak punya. People skill-nya dia juga bagus, bisa
mengelola mekanik sampai desainer mobil.
Hmm..soal fasilitas dkk, memang saat kita ada di posisi
lebih tinggi, dapat mobil paling baru itu sudah pasti. Tapi dalam kerja, jangan
fokus di situ. Fokus pada seberapa banyak hal yang bisa kita pelajari. Apa yang
bisa kita kontribusikan di sini?
Kak Adrian belajar apa di Lexus Indonesia?
Banyak! Saya ada di Lexus sebelum bisnisnya ada, jadi bisa
dibilang saya yang mendirikan bisnis Lexus di Indonesia. Saya belajar bagaimana
memulai sebuah bisnis, membentuk sebuah tim, menginspirasi tim sehingga mereka
bisa kerja, hidup-mati untuk Lexus. Itu pelajaran terbesar yang saya dapat. Itu
nilainya luar biasa. Kalau pun dulu saya nggak digaji, saya tetap mau
mengerjakan itu.
Kadang, orang setelah kuliah maunya kerja di tempat yang gajinya
besar, tapi pengalaman dikit. Dia nggak punya future value kalo begitu. Saya lebih
pilih kerja di perusahaan yang sibuk banget, tapi gajinya kecil. Lama-lama
belajar banyak, anggap saja sekolah lagi, dibayarin perusahaan. Value yang
paling besar? Punya kesempatan untuk berbuat salah!
Buat yang masih SMA, apa nih tipsnya?
Waktu masih SMA, kenalin diri sendiri dengan bener dulu,
kira-kira kita bakatnya dimana, sukanya apa, hobinya apa. Apakah kita bagus di
bidang itu. Jangan-jangan kita pengen jadi penyanyi, tapi doremi aja fals. Ya
jangan jadi penyanyi, belajar industri musik kek, belajar cetak penyanyi baru
kek. Kuliah itu harus ambil bidang yang kita minat sekali. Kita harus menyukai
dulu apa yang kita lakukan. Kakak jadi inget, dulu ada teman SMA yang pinter
banget, terus dia diterima di UI tapi bukan di jurusan yang dia suka. Karena UI
dia ambil aja terus, en ternyata akhirnya nggak lulus juga tuh kuliahnya.
Pengalaman paling nggak terlupakan di Lexus Indonesia?
Saya mulai dari staff level paling bawah; tapi saya beruntung karena punya karakter mau
kerja lebih giat dari yang lain.Orang-orang kerjain 10 tugas selesai dalam
sebulan, saya 30 tugas 10 hari kelar. Saya minta kerjaan lagi, bos belum ada.
Kan 20 hari saya bisa santai, gangguin orang, dll. Nganggur 1 jam saja, saya
bakal cari orang lain untuk digangguin.
Kadang iya sih saya jadinya pulang kerja jam 11 malam. Saya
nggak mau pulang kalau belum kelar. Akhirnya bos lihat saya kelebihan energi.
Saya dikasih kerjaan lagi. Akhirnya, kerjaan saya 1 level lebih tinggi dari
posisi saya. Saya sih senang karena dapat pelajaran, dan itu ternyata berdampak
positif. Saya dipromosikan terus.
Intinya?
Jangan pernah mengasihani diri sendiri, yang penting gimana
kamu bisa berguna untuk orang lain.
0 comments:
Dí lo que piensas...