Pernah kebayang gimana rasanya menjadi seorang pembuat
robot? Sunday berkesempatan menginterview Ko Yoyo alias Yohanes Kurnia dari
SARI (Solution to Artificial Robot Intelligence).
Ko Yoyo, hari-hari ini lagi sibuk apa apa nih?
Lagi siapin event nih, acara robotics terbesar dalam skala nasional karena menyatukan expo, lomba, demo dan entertainment. Semua robotic konsepnya, dan ada cosplay juga. Rencana acaranya digelar 2-7 April 2013 di Mall Alam Sutera.
Lagi siapin event nih, acara robotics terbesar dalam skala nasional karena menyatukan expo, lomba, demo dan entertainment. Semua robotic konsepnya, dan ada cosplay juga. Rencana acaranya digelar 2-7 April 2013 di Mall Alam Sutera.
Boleh diceritain nggak perkenalan pertama Ko Yoyo dengan
robot?
Gara-gara kepeleset! Tahun 2005-2006 saya masih fokus bikin
sekolah preschool dan TK, sama buka kursus bahasa Inggris. Eh, teman saya ada
yang dipecat. Tadinya dia kerja di penerbitan buku dan punya link ke
sekolah-sekolah. Dia yang melihat kalau robotics itu di masa depan akan jadi
satu era. Dia ajak saya.
Waktu kami baru mulai, teman saya itu dengan gilanya
nembusin proyek kami ke 8 sekolah. Akhirnya datanglah kami ke sekolah-sekolah
itu untuk mengisi ekskul robotics mereka. Yah namanya juga udah kepeleset mau
nggak mau jalan dong. Waktu itu saking nggak ada modalnya kami bikin robot dari
barang bekas. Tapi ternyata inilah yang jadi nilai tambah.
Terus gimana perkembangan selanjutnya?
Kami punya visi untuk nggak mengajarkan anak robotics yang
instan. Bahkan di kelas saya, cewek-cewek sekalipun harus mengamplas dan
menyolder sendiri. Kalau tangan luka, rasain sendiri biar belajar jaga diri dan
kerja yang bener.
Saya percaya kesulitan menimbulkan ketekunan, ketekunan
menimbulkan tahan uji dan pada akhirnya tahan uji menimbulkan pengharapan.
Mereka jadi telaten dan nggak gampang menyerah loh. Lebih cepat juga menangkap
pelajaran, punya sense kerjasama yang bagus karena kamu nggak bisa bikin robot
sendirian. Harus tim!
Nah, ada satu cerita…waktu itu kami 1 tim ikut kompetisi
robot di Singapura. Seluruh sekolah di Singapura ikut. Tugasnya? Bikin robot
yang bisa mengambil 10 bola pingpong lalu pindahin lewat jalur sejauh 1- meter.
Lewatin gundukan pasir yang dalam juga, salah-salah kejebak.
Saya dapat ide robot untuk kompetisi ini justru pas lagi
sakit tifus. Saya dirawat di rumah sakit, dan minum Pocari Sweat yang ukuran
gede terus. Satu kali waktu lagi tiduran sambil ngeliatin botol Pocari kosong,
saya langsung dapat ide untuk bikin robot penyedot. Moncong botolnya digedein,
tengahnya dikasih jaring, belakanya dipapas. Terus masukin kipas komputer!
Nyedot kan? Saya langsung telepon temen untuk ambil botol di rumah sakit!
Nah waktu kompetisi, tim-tim lawan pada bikin robot yang
menjepit atau menyerok. Robot Indonesia? Karena nyedot, 10 bola pingpong
langsung habis sekali jalan! Tim kami juara 1 dan dapat gelar tim terbaik. Saya
inget banget, itu tim isinya anak-anak kelas 5 SD dan begitu pulang ke
Indonesia langsung jadi idola cewek-cewek di sekolahnya (ngakak!)
Pernah mengalami kejadian sedih
gara-gara robot nggak?
Ada, satu peristiwa yang paling nggak terlupakan. Tahun 2009,
kami bikin event untuk pertama kali di mall. Waktu itu kami mau memperkenalkan
robot yang bisa menyelam dalam air, buatan anak-anak sendiri. Ternyata, ada
yang salah kasih lem sehingga robot itu malah tenggelam dan…meledak di air!
Kontan akuariumnya pun pecah, padahal itu akuarium gede banget, lebih besar dari
badan orang dewasa! Kami pun satu tim pada ngepel mall sampai jam 1 pagi. Sedih
banget rasanya, kaya lagi menggali kuburan sendiri. Nightmare abis! Untung hari
kedua dan ketiga acara berjalan lancar.
Gimana pendapat Ko Yoyo sama anak SMA yang main robotics?
Kalau sudah SMA, alirannya harus udah beda. Musti robotics
untuk produksi, bikin sesuatu yang bener-bener bisa dipakai masyarakat. Robot
implementasi, istilahnya.
Tapi untuk SMA di Jakarta ya, yang tertarik robotics bisa
dibilang 10-20 persen saja karena mereka lebih pilih fokus di ujian akhir dan
universitas. SMP pun 30-40 persen, paling banyak peminat saat ini di SD yang
bisa sampai 60 persen.
Waktu kecil Koko suka main robot?
Lucunya, waktu kecil saya nggak punya mainan yang terkait
robotika. Cuma main yoyo aja.
Cek obrolan selengkapnya dalam Sunday edisi April 2013 :D