Wednesday, September 4, 2013

Tobucil: Petite Treasure of Bandung







 


Ada pepatah lama yang bilang hal-hal baik kadang datang dalam kemasan yang 'kecil'. Tobucil pasti mengamini omongan itu. Sunday menyebutnya sebagai harta karun di kota Bandung, karena ia begitu mungil dan sulit ditemukan (bagi orang Jakarta yang bingung-bingung tersasar loh ya). Kadang kita sudah menyusuri Jl. Aceh dari ujung ke ujung tapi toko ini terlewat terus seakan tidak ada (tenang guys, yang jelas bukan karena alasan mistis kok ;p ). Sekali membuka pintunya, kita akan menemukan hal-hal yang bisa dibilang tidak ada di tempat lain.

Dilihat dari depan mungkin Tobucil bisa disangka rumah tua biasa- nggak ada etalase mengilap, nggak ada reklame menyala-nyala. Namun ya itulah Tobucil. Kalau besar namanya bukan Tobucil kali.

Mendeskripsikan Tobucil agak sulit untuk dilakukan. Ya, ia menjual buku-buku (banyak terbitan indie yang menarik), dan sejumlah film (Sunday pernah mendapatkan rekaman dokumenter yang keren banget di sini). Ia memiliki banyak sekali produk kerajinan tangan buatan lokal. Bahkan benang-benang yang ada di sana pun aseli made in Bandung. Tak hanya material, produk jadi nan unik pun bertebaran, sebuah showcase yang sederhana tapi powerful akan betapa luar biasanya industri kreatif anak muda di Bandung.

Tobucil berprinsip, siapapun boleh menitipkan produknya di sana asal produk itu benar-benar industri kecil handmade, bukan produk massal. Hasilnya? Tobucil dipenuhi barang-barang unik, yang jumlahnya terbatas!

Tak berhenti sampai kegiatan belanja, Tobucil memiliki sejumlah kelas yang bisa diikuti oleh pengunjung: kelas filsafat, kelas craft, kelas menulis, kelas fotografi, kelas public speaking, dan masih banyak lagi. Inilah surga kecil Tobucil, tempat dimana pikiran bisa menghirup udara segar, seperti domba yang baru dilepas gembalanya di padang rumput pagi hari.

Semoga kamu bisa menemukan Tobucil pada satu kunjungan ke Bandung :)


0 comments:

Dí lo que piensas...