Monday, December 17, 2012

Cerita di Balik Bong Kopitown



Pernah nggak ngerasain disambut petugas berpiama garis-garis dan makan di dekat terali besi? Sunday merasakan sensasi penjara Hong Kong tahun 60an di Bong Kopitown- tentunya sambil interview sama juragannya, Bong Chandra. 


Kenapa Bong memutuskan masuk ke bidang kuliner?
Misalkan kita bisnis di bidang properti, itu kan nggak bisa terlalu banyak bermain kreativitas. Kalau sebuah rumah saya bikin model macem-macem, orang belum tentu suka. Makanya saya terus terjun ke bidang kuliner karena ini bisa menjadi kanvas dimana saya tuangin kreativitas saya di sini. Saya bisa berimajinasi. Dulu saya sempet kuliah di bidang grafis. 

Gimana reaksi orang-orang sejauh ini?
Kami buat konsep penjara-orang pertama agak canggung, ngerasa apa sih… ini kok penjara??? Orang kan selalu bilang thinking out of the box. Bagi saya boleh thinking out of the box, tapi harus eksekusi inside the box.  

Jadi, walau saya buat konsep penjara, saya buat juga cerita di balik restoran ini. Saya buat cerita tentang dua orang sahabat di Hong Kong tahun 60an, Kim dan Bong. Ceritanya Kim dipenjara karena suatu alasan yang konyol, dan karena setia kawan, Bong memutuskan untuk ikut ke penjara menemani Kim tapi sebagai kepala koki. Bukan dengan bunuh orang atau bikin kejahatan. 

Ternyata masakannya enak, sampai-sampai para narapidaana yang sudah mau bebas, mereka minta extend. Mereka menjadi ‘the happiest prisoner on earth’. Akhirnya penjara itu ditutup dan dijadikan Bong Kopitown. 

Dari segi makanan sendiri konsepnya gimana?
Café kan biasanya frozen food, kalo kami home made. Makanan-makanan yang kami sajikan biasanya hanya bisa ditemukan di pasar-pasar pecinan, di gang. Kami mau angkat itu, membawa warisan menu Chinese Peranakan ke kafe modern. 

Menu di sini yang jadi favorit Bong apa?
Chicken nasi lemak dan Penang fried noodle.







0 comments:

Dí lo que piensas...