Pernah nggak ngerasain
disambut petugas berpiama garis-garis dan makan di dekat terali besi? Sunday
merasakan sensasi penjara Hong Kong tahun 60an di Bong Kopitown- tentunya
sambil interview sama juragannya, Bong Chandra.
Kenapa Bong memutuskan masuk ke bidang kuliner?
Misalkan kita bisnis
di bidang properti, itu kan nggak bisa terlalu banyak bermain kreativitas. Kalau
sebuah rumah saya bikin model macem-macem, orang belum tentu suka. Makanya saya
terus terjun ke bidang kuliner karena ini bisa menjadi kanvas dimana saya tuangin
kreativitas saya di sini. Saya bisa berimajinasi. Dulu saya sempet kuliah
di bidang grafis.
Gimana reaksi orang-orang sejauh ini?
Kami buat konsep penjara-orang pertama agak
canggung, ngerasa apa sih… ini kok penjara??? Orang kan selalu bilang thinking
out of the box. Bagi saya boleh thinking out of the box, tapi harus eksekusi
inside the box.
Jadi, walau saya buat
konsep penjara, saya buat juga cerita di balik restoran ini. Saya buat cerita
tentang dua orang sahabat di Hong Kong tahun 60an, Kim dan Bong. Ceritanya Kim
dipenjara karena suatu alasan yang konyol, dan karena setia kawan, Bong
memutuskan untuk ikut ke penjara menemani Kim tapi sebagai kepala koki. Bukan dengan
bunuh orang atau bikin kejahatan.
Ternyata masakannya
enak, sampai-sampai para narapidaana yang sudah mau bebas, mereka minta extend.
Mereka menjadi ‘the happiest prisoner on earth’. Akhirnya penjara itu ditutup
dan dijadikan Bong Kopitown.
Dari segi makanan sendiri konsepnya gimana?
Café kan biasanya
frozen food, kalo kami home made. Makanan-makanan yang kami sajikan biasanya
hanya bisa ditemukan di pasar-pasar pecinan, di gang. Kami mau angkat itu,
membawa warisan menu Chinese Peranakan ke kafe modern.
Menu di sini yang jadi favorit Bong apa?
Chicken nasi lemak dan
Penang fried noodle.
0 comments:
Dí lo que piensas...